Mengatasi Kegelisahan
Tekanan kehidupan dengan segala
permasalahnnya kadang membuat kehidupan tidak tenang. Cara pintas kadang sering
dilakukan untuk menghindar dari permasalahan. Tetapi permasalahan tidak kunjung
bisa diselesaikan. Bahkan permasalahan baru datang bermunculan. Permasalahan
yang tidak kunjung bisa diselesaikan seringkali semakin menambah tekanan
perasaan dan menambah beban berat pikiran. Saking putus asanya terhadap
penyelesaian yang tak kunjung datang, seseorang berani mengakhiri kehidupan
dengan cara yang terlarang.
Itulah kehidupan yang tidak pernah
lepas dari problematika dan permasalahan. Yang satu berhasil diselesaikan yang
lain bermunculan. Lepas dari satunya kemudian muncul yang berikutnya. Seakan
manusia tidak pernah lepas dari problematika. Lalu kapan manusia bisa menemukan
kebahagiaannya?. Jawabnya, manusia bisa menemukannya kapan saja asalkan:
Pertama, mereka memiliki hati yang dipenuhi rasa syukur. Yaitu hati yang selalu
menerima segala nikmat yang diterimanya seberapapun besarnya(qona’ah). Kemudian
mereka juga rela menerima apa saja yang telah diputuskan (taqdir) oleh Allah
swt atasnya. Mereka juga tidak memiliki ambisi yang terlalu berlebihan sehingga
mudah meremehkan setiap pemberian yang telah diterimanya.
Dan ketika mereka berada dalam
kesulitan mereka senantiasa ingat pesan Rasulullah saw:”Kalau kita berada dalam
kesulitan, maka perhatikan orang-orang yang lebih sulit dari kita”. Sehingga
segala kesulitannya seakan terasa menjadi ringan. Rasa syukurnya diwujudkan
dengan menambah dan memperbanyak amal ibadahnya. Mereka ingin mewujudkan wasiat
Allah swt, siapa yang mau bersyukur tentu akan ditambahkan nikmat yng
diperolehnya.
Kedua, mampu memanfaatkan umur
(waktu) yang dimilikinya untuk memperbanyak beramal shaleh dan beribadah.
Seseorang yang hanya mengisi hidupnya hanya untuk meraih kebahagiaan dunia
semata, maka di hari tuanya akan banyak diisi dengan bernostalgia dan
berangan-angan tentang masa mudanya. Ia akan cenderung merasa kecewa dengan
datangnya masa ke-tua-nya. Fikirannya akan cenderung terfokus pada bagaimana
cara untuk bisa menikmati sisa hidupnya. Maka ia akan sibuk berangan-angan
terhadap kenikmatan dunia yang belum sempat ia rasakannya. Hatinya akan kecewa
apabila ia tidak mampu menikmati apa yang diangankannya.
Sedangkan orang yang mengisi umurnya
dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat dengan banyak beribadah, semakin
tua umurnya semakin diisi dengan mendekatkan dan bermesraan dengan Yang Maha
Pengasih. Semakin hari semakin dirasakan kelezatan bermunajat dan bersimpuh
dihadapan keagungan-Nya. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini.
Mereka selalu mengharapkan bisa merasakan keindahan kehidupan sebagaimana yang
dijanjikan Allah swt kepada mereka. Mereka sangat merindukan bisa selalu dekat
dengan Rabbnya dimana saja mereka berada.
Ketiga, selalu bersemangat untuk
mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam. Karena semakin dalam ia mendalami
ilmu-ilmu itu, tentu saja akan semakin jauh ia mengenal sifat-sifat Allah swt
beserta seluruh ciptaan-Nya. Allah swt juga menjanjikan nikmat bagi hambahnya
yang mau menuntut ilmu. Semakin ia mempelajari ilmu Islam semakin pula
bertambah cintanya kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Dan cinta inilah yang
akan memberikan cahaya kepada hatinya. Bersemangat untuk memahami ilmu
Islam akan membuat hatinya menjadi hidup. Dan hati yang hidup inilah yang akan
selalu dipenuhi cahaya kenikmatan kehidupan dibawah naungan Islam dan Iman.
http://hajisamsul.wordpress.com/2008/06/27/mengatasi-kegelisahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar