Kelompok 4
Denny
Andriansyah
( 11211851 )
Irdan Afrianto
Utomo
( 13211672 )
Muhamad
Rival
( 14211703 )
Etika
Utilitarianisme dalam Bisnis
Etika Utilitarianisme dalam Bisnis
Ø
Kriteria
dan Prinsip Etika Utilitarianisme
1. Manfaat , bahwa kebijakan atau tindakan
tertentu dapat mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
2.Manfaat terbesar, sama halnya seperti diatas,
mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih besar. Tujuannya
meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
3.Pertanyaan mengenai manfaat, manfaatnya untuk
siapa ? Saya, dia, mereka, atau kita. Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan
objektif etika utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin
orang. Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi
etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang membawa
manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang memberika
kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
4.Atas dasar ketiga Kriteria tersebut, etika
Utilitarianisme memiliki tiga pegangan yakni tindakan yang baik dan tepat
secara moral, tindakan yang bermanfaat besar dan manfaat yang paling besar
untuk paling banyak orang.
Ø Nilai Positif
Etika Utilitarianisme
a.Rasionlitasnya adalah prinsip moral yang diajukan
oleh etika ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang
mungkin tidak kita pahami.
b.Universalitas adalah mengutamakan manfaat atau
akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu.
Dasar pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang
baik bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
Will Kymlicka, menegaskan
bahwa etika ultilitarinisme mempunyai 2 daya tarik yaitu :
Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas dan etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
Etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi moral semua manusia bahwa kesejahterahan manusi adalah yang paling pokok bagi etika dan moralitas dan etika ultilitarinisme sejalan dengan instuisi kita bahwa semua kaidah moral dan tujuan tindakan manusia harus dipertimbangkan, dinilai dn diuji berdsarkan akibatnya bagi kesejahterahan manusia.
Ø Utilitarianisme sebagai
Proses dan sebagai Standart Penilaian
a) Etika
utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan,
kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme
dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode
untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan
yang akan dilakukan.
b) Etika
utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di
atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu
tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang
paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi
berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil
terbaik bagi banyak orang.
Ø Analisis Keuntungan dan
Kerugian
Pertama, keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata
dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan, kendati benar
bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan
dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik
kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga
diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis
suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor,
konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini
berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas
sebagai pendekatan stakeholder.
Kedua, seringkali terjadi
bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan
yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian serius
adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek
financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak
karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika
utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka
kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang
berkepentingan.
Ketiga¸bagi bisnis yang
baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan kerugian
adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting karena bias
saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu
sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling
kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan
adalah long term net benefits.
Sehubungan dengan
ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah
kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative
kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan
kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat
bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang,
alternatif yang tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang
berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan
keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek
moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu,
perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan,
pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan
yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial,
melainkan juga baik dan etis.
Ø Kelemahan Etika
Ultilitarinisme
a) Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu
luas sehingga dalam praktiknya malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
Karena manfaat manusia berbeda yang 1 dengan yanag lainnya.
b) Persoalan klasik yang lebih filosofis adalah
bahwa etika ultilitarinisme tidak pernaah menganggap serius suatu tindakan pada
dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai dari suatu tindakan sejauh kaitan
dengan akibatnya. Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindaakan pada dasarnya
tidak baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
c) Etika ultilitarinisme tidak pernah menganggap
serius kemauan atau motivasi baik seseorang
d) Variable yang dinilai tidaak semuanya bisa
dikuantifikasi. Karena itu sulit mengukur dan membandingkan keuntungan dan
kerugian hanya berdasarkan variable yang ada.
e) Kesulitan dalam menentukan prioritas mana yang
paling diutamakan.
f) Bahwa etika ultilitarinisme membenarkan hak
kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingn mayoritas. Yang artinya
etika ultilitarinisme membenarkan penindasan dan ketidakadilan demi manfaat
yang lebih bagi sekelompok orang.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar