Expatriat Pun Berniaga Maya dari Bali
BALI, KOMPAS.com — Selain Jakarta sebagai pusat pemerintahan
dan niaga, posisi Bali sebagai pusat pariwisata sekaligus pintu ekspor aneka
produk ke mancanegara rupanya mendapat tempat tersendiri dalam bisnis di dunia
maya.
Meskipun ini baru awal dari pertumbuhan industri jual beli
online di Indonesia, potensi Indonesia sangat besar.
Sejumlah pemodal melihat Pulau Dewata sangat strategis untuk
membuka tokonya. Di Denpasar, Bali, ada toko online yang menduduki peringkat
ke-56 untuk kategori Indonesia versi Alexa.com.
Situs itu memajang beraneka ragam barang. Kantor utamanya di
Denpasar, Bali. Pengelolanya justru expatriat dari Belanda, Arnold Sebastian
Egg dan Rymco Lupker.
Keduanya mengaku, selain karena dikenal di seluruh dunia
sehingga lebih mudah untuk menawarkan barang-barang, Bali dipilih juga karena
dirasa lebih nyaman untuk berkantor.
Ini sekaligus menggambarkan keberadaan toko online semata-mata
tidak terbatas tempat asal infrastrukturnya mendukung.
Dibangun sejak 2005, menurut Arnold, situsnya perlahan tapi
pasti telah memosisikan diri sebagai situs pemasangan iklan terbesar dengan
lebih dari 1 juta pengunjung per hari.
Berdasarkan Alexa.com, pada April 2010 situs ini berada di
peringkat ke-45, tertinggi dibanding situs toko online lain di Indonesia.
Melalui situs ini, perusahaan dan atau perorangan dapat menjual dan membeli
produk dan atau jasa secara mudah, cepat, dan aman.
Menjadi member di toko gratis tanpa ada biaya sedikit pun.
Bagi pembeli, misalnya, penamaan kategori yang populer didukung dengan fitur
kotak pencarian iklan yang memberikan hasil yang relevan terhadap apa yang
dicari.
"Sedangkan bagi penjual, selain promosi di situs-situs
ternama, toko online mini dimungkinkan di sini dan dilengkapi dengan URL
subdomain pribadi," kata Arnold di Denpasar, awal Juni ini.
Rymco menimpali, Indonesia telah membangun potensi transaksi
online yang luar biasa. Ini antara lain didukung dengan terus meningkatnya
pengguna internet yang kini diperkirakan jumlahnya mencapai 30 juta orang.
"Meskipun ini baru awal dari pertumbuhan industri jual
beli online di Indonesia, potensi Indonesia sangat besar," terangnya.
Rymco dan Arnold sepakat, kaum perempuan memegang peranan
penting dalam bidang e-commerce dan penggunaan internet. Hal itu antara lain
dipengaruhi dengan keaktifan kaum perempuan dalam aneka jejaring sosial online,
seperti Facebook dan Twitter.
Dia mengungkapkan, dari data yang ada, pertumbuhan jual beli
secara umum mencapai sekitar 15 persen per bulan pada tahun 2009.
Sementara transaksi jual beli produk perempuan pertumbuhannya
jauh melampaui pertumbuhan transaksi jual beli online secara umum, yakni
mencapai sekitar 85 persen sejak saat itu hingga lima bulan pertama tahun ini
per bulan.
"Lebih dari itu, kami senang situs kami dan situs lain
yang sejenis telah memberi pengaruh signifikan bagi pengusaha kecil hingga
menengah untuk memiliki akses yang sama ke pasaran luas seperti yang dimiliki
pengusaha besar,' tambah Rymco.
Ada lagi toko online berbasis di Bali yang belum masuk
peringkat 100 utama di Alexa.com, yang juga dikelola oleh ekspatriat.
Rencananya, situs itu mulai tahun ini akan beroperasi sepenuhnya.
Pendiri sekaligus CEO-nya adalah Christopher Benz, alumnus
Vilanova University Philadelphia, AS. Dia terpilih dalam nominasi Ernst and
Young sebagai Social Entrepreneur of the Year Award tahun 2008. Setahun
kemudian, dia dinobatkan majalah Business Week sebagai salah satu Pengusaha
Sosial Amerika paling menjanjikan.
Sebelum mengelola itu, dia sudah merintis dua situs yang fokus
pada penghubung produsen berbagai macam produk, terutama kerajinan hingga
fashion, di beberapa daerah di Indonesia dengan pasar ekspor.
Sementara situs lainnya melayani pembelian grosir dan
perusahaan di seluruh dunia dengan pengadaan produk berkualitas dengan jumlah
lebih dari 13.000 produk di katalognya.
Dua hal itu pula yang kemudian menarik Benz untuk tinggal di
Bali dari dua tempatnya berdomisili sebelumnya, New York dan London.
Benz tertarik membuka toko online di Indonesia setelah
beberapa tahun lalu pernah kesulitan mengirim hadiah ke salah satu temannya di
negeri ini melalui toko online.
Melihat ini sebagai kesempatan, ia lalu melakukan survei ke 4
juta-5 juta warga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Poinnya sama dengan
pengalamannya, yakni apa yang dilakukan ketika akan mengirim sesuatu kepada
sanak saudara maupun teman mereka di Indonesia.
Rupanya sebagian besar masih melalui jalan offline, yakni
sekadar mengirim barang melalui pos atau transfer sejumlah uang. "Ini
menarik karena berarti kesempatan untuk membuka toko online di Indonesia masih
besar," kata Benz, beberapa waktu lalu di Sanur, Bali.
Legalitas menjadi hal yang dinilai paling penting oleh Benz.
Situsnya kini dilengkapi dengan berbagai sistem teknologi canggih untuk
menjamin keamanan belanja online.
Ini setidaknya menghapus reputasi Indonesia yang termasuk
dalam jajaran atas rawan pencurian. Katakanlah di beberapa mesin pemroses kartu
kredit secara online, seperti Authorize.net, jika mesin mendeteksi orang yang
belanja dari Indonesia, otomatis mesin meminta otorisasi.
Kita diharuskan mengirim scan kartu kredit bolak-balik dan
menandatangani pernyataan bahwa kartu kredit itu benar milik kita.
Kehadiran situs itu sedikit banyak memberi nama baik bagi
Indonesia. Tingkat penipuan juga menurun seiring makin berkualitasnya cara
pandang orang Indonesia terhadap internet.
"Bukan hanya menawarkan lebih dari 40.000 produk, mulai
dari buku hingga peralatan elektronik, dari produk fashion hingga
kerajinan," kata Benz.
Ia ingin memberikan kenyamanan sekaligus keamanan berbelanja
online dengan daerah tujuan ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk keamanan proses
pembayaran, penggunaan kartu kredit dapat melalui telepon dan atau situs web
sebagaimana mestinya.
Sumber :
Tanggal mengakses halaman web :
Sabtu, 23 Juni 2012 pkl 10.30 WIB